Loa Duri Ulu, 29 September 2024 – Desa Loa Duri Ulu menggelar acara Belimbur sebagai penutupan Erau Adat Kutai pada Minggu, 29 September 2024. Acara tradisional ini merupakan bagian penting dari warisan budaya masyarakat Kutai dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, pemuda, serta warga desa. Belimbur menjadi simbol pembersihan diri dan penyegaran jiwa setelah melaksanakan rangkaian acara Erau.
Acara Belimbur dimulai dengan pembacaan doa bersama, yang dilanjutkan dengan prosesi penyiraman air. Dalam tradisi ini, masyarakat saling menyiram satu sama lain dengan air, sebagai tanda saling memaafkan dan mempererat hubungan antarwarga. Setiap peserta tampak bersemangat dan penuh antusiasme saat mengikuti prosesi ini, yang merupakan momen penting dalam menjaga tali persaudaraan di antara mereka.

Di samping prosesi penyiraman, acara ini juga diisi dengan berbagai pertunjukan seni tradisional. Penampilan tari-tarian khas daerah dan musik tradisional menghidupkan suasana acara, sehingga menambah keceriaan di tengah masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga merupakan cara untuk memperkenalkan budaya Kutai kepada generasi muda agar tetap terjaga kelestariannya.
Masyarakat Desa Loa Duri Ulu juga menyajikan berbagai makanan khas daerah sebagai bentuk penyambutan kepada para tamu dan peserta. Aneka hidangan tradisional ini menjadi daya tarik tersendiri dan memanjakan lidah semua yang hadir. Keberagaman kuliner lokal ini menunjukkan kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat desa, serta menjadi sarana untuk saling berbagi dalam kebersamaan.
Setelah prosesi Belimbur dan pertunjukan seni, acara diakhiri dengan sesi foto bersama. Momen ini menjadi puncak dari rangkaian acara Erau Adat Kutai yang telah berlangsung selama beberapa hari sebelumnya. Peserta acara terlihat ceria dan bersuka cita, dengan harapan agar tradisi ini dapat terus dilestarikan dari generasi ke generasi.
Dengan berakhirnya acara Belimbur, masyarakat Desa Loa Duri Ulu berharap bahwa tradisi ini akan selalu diingat dan dijadikan bagian dari identitas budaya mereka. Melalui acara ini, mereka menunjukkan bahwa warisan budaya masih hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi, serta mengajak seluruh masyarakat untuk selalu menjaga dan menghargai tradisi yang ada.